Duduk di kamar kos sendiri sudah menjadi kebiasaan sehari-hari ditemani laptop dan modem untuk sekedar browsing bahan kuliah yang memang sudah menjadi kewajiban saya. Perasaan suntuk kadang datang karena lelah dan tak tau apa yang harus dilakukan atau kebosanan yang menghinggapi. Diam sejenak menarik nafas dalam-dalam menjadi salah satu solusi terbaik. 1...2...3....4..... nafas panjang dihirup dengan sedalam-dalamnya dan dihembuskan perlahan... namun tiba-tiba ada sesuatu yang melintas dikepala.....
Menghirup udara? Iya jelas karena kita mahluk hidup, kita butuh oksigen untuk bernafas agar tetap hidup. Kembali otak ini berpikir, seberapa banyak sih kebutuhan kita akan oksigen? Segera tangan ini mengetikkan huruf mencari tahu info tentang kebutuhan kita akan sebuah senyawa kimia berumuskan O2 tersebut. Info menyebutkan bahwa manusia dalam satu menitnya menghirup udara yang terdiri dari Oksigen (O2) dan Nitrogen (N2) sebanyak kira-kira 8 liter. Jadi dalam sehari manusia memerlukan 11.520 Liter udara. Perbandingan O2 dan N2 di udara adalah 1:4. Secara matematis perbandingan O2 dan N2 yang kita hirup dalam sehari adalah sekitar 2300 liter berbanding 9200 liter....WOW!
Belum cukup puas dengan hasil perkalian seperti itu, tangan ini kembali bekerja menyusuri dunia maya untuk mengetahui harga dari Oksigen dan Nitrogen yang kita hirup sehari-hari ini. Dan yang ini hasilnya mencengangkan! Oksigen dan Nitrogen diperjualbelikan dengan harga Rp 25.000/liter (per bejana 1x1x1m pada tekanan 1 bar). Jadi jika dikalkulasi kebutuhan Oksigen kita sehari adalah Rp 25.000x 2300 = Rp 57.500.000, sedangkan untuk Nitrogen adalah Rp 25.000 x 9200 = Rp 230.000.000. Total udara yang kita hirup sehari itu bernilai Rp 287.500.000!!!...WOW...WOW...WOW!!!
Tidak terbayangkan sebelumnya jika tiap hari kita mengkonsumsi sesuatu yang sangat tinggi nilai ekonomisnya dengan gratis. Apalagi jika angka tersebut dikalikan dengan jumlah hari selama kita hidup, sampai hari ini sudah berapa harga yang seharusnya kita bayar?
Saya memang bukan seorang ahli kimia apalagi expert matematika. Hanya saja kadang kala diam sejenak dan melihat diri lebih kedalam memberi sebuah inspirasi untuk membuka wawasan lebih luas. Dan lewat tulisan ini saya mengingatkan diri saya kembali, bahwa ini adalah bekal dari-Nya buat kita di dunia, dan saya memang sudah seharusnya bersyukur untuk itu.